دُخِلَ عَلَيْهِ وَهُوَ مَرِيْضٌ وَكَانَ وَجْهُهُ يَتَهَلَّلُ، فَقِيْلَ لَهُ: مَا لِوَجْهِكَ يَتَهَلَّلُ؟ فَقَالَ: مَا مِنْ عَمَلِيْ شَيْءٌ أَوْثَقُ عِنْدِيْ مِنِ اثْنَتَيْنِ: أَمَّا إِحْدَاهُمَا؛ فَكُنْتُ لَا أَتَكَلَّمُ فِيْمَا لَا يَعْنِيْنِيْ، وَأَمَّا الْأُخْرَى: فَكَانَ قَلْبِيْ لِلْمُسْلِمِيْنَ سَلِيْماً
Datang seseorang menjenguk Abu Dujanah ra. (w. 12 h) disaat sakitnya, wajahnya begitu bercahaya. Orang itu bertanya "Apa gerangan yang membuat wajahmu bercahaya?"
Ia menjawab, "Tiada amalan yang lebih aku harapkan selain dua hal, pertama aku tak pernah membicarakan hal yang tak ada gunanya, kedua hatiku tak pernah menyimpan dendam, dengki, dsb. kepada setiap muslim."
(Al-Mukhtar min kalamil akhyar, hal. 55)
Posting Komentar